Tunggu ...

Pangsi Adat Sunda

Pangsi Adat Sunda

ISTILAH PANGSI SUNDA

Pangsi adalah pakaian khas adat Sunda yang merupakan warisan para leleuhur Tatar Sunda (karuhun atau sesepuh baheula). Sebagai penerus, khususnya orang Sunda tentunya harus peduli ikut serta melestarikan baju adat ini. 

Bukan saja pakaian penutup badan secara fisik untuk perlindungan cuaca luar tetapi juga pangsi memiliki makna filosofi yang erat hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan beragama.

Belum ada catatan khusus dan bukti dokumen tentang keabsahan filosofi pangsi Sunda, namun banyak seniman dan budayawan Sunda yang memaknai pangsi secara filosofis. Meski sekedar 'kirata' tetapi makna luas yang terkandung pada filosofi pangsi tidak bertentangan dengan adat, budaya dan ageman di negara Indonesia. Bahkan sebalikna, bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari karena isinya banyak mengandung unsur pendidikan dan wejangan.

Pembahasan filosofi pangsi Sunda akan diposting secara singkat pada artikel info mendatang. Di posting ini hanya menjelaskan garis besar mengenai pangsi Sunda secara umum. 

Dulu, celana pangsi tidak memiliki karet dan tali tetapi dilipat seperti sarung. Bentuknya seperti celana yang sangat longgar. Warnanya hitam dan putih melambangkan arti dalam kehidupan. Bagian atas (baju) berwarna hitam sedangkan bagian bawah (celana) kombinasi putih dan hitam. Dari paha ke bawah hitam dan dari paha ke atas putih yang dipisah dengan jahitan (cacagan).

Bentuk pola jahitan atau dikenal dengan istilah cacagan pangsi berbeda dengan celana panjang karena ada bagian-bagian khusus yang sengaja dijahit terpisah. Selain itu, dahulu pangsi tidak mempunyai saku di bagian celana. Bajunya pun tidak berkerah dan berbentuk bulat (O-Neck). Bagian celana sedikit ke atas (ngatung) dan jumlah kancing 5-6 buah.

Pangsi yang telah dijelaskan di atas tadi adalah cacagan pangsi buhun yang sekarang diabadikan di Musium Sribaduga Bandung. Adapun pangsi zaman sekarang adalah modifikasi dari pangsi buhun tersebut.

Sebenarnya sebutan pangsi adalah untuk bawahan (celana), sedangkan atasan (baju) disebut dengan istilah salontreng. Namun demikian kita tidak bisa menyalakan mereka yang menyebut keduanya pangsi atau setelan pangsi karena mereka belum mengetahuinya.

Setelan pangsi dan salontreng cocok dipakai sehari-hari di acara-acara santai non formal, saat olah raga beladiri silat, atau di acara-cara adat Sunda seperti pesta pernikahan, khitanan, dan ngaruwat. Cocok dipakai oleh kaum adam dan kaum hawa apalagi saat dipadukan dengan iket Sunda.

Di bawah ini adalah beberapa contoh pangsi masa kini yang sudah dimodifikasi sesuai keperluan tanpa meninggalkan ciri khas budaya Sunda.

Setelan Pangsi Sunda
Setelan Pangsi Sunda Hitam Kerah Koko

Setelan Pangsi Sunda Hitam
Setelan Pangsi Sunda Hitam Tanpa Kerah

Setelan Pangsi Putih
Setelan Pangsi Sunda Putih Tanpa Kerah


Pangsi Hitam Tanpa Kerah
Pangsi Adat Sunda Tanpa Kerah

Kategori:
 

About Us | Disclaimer | TOS and Privacy | Info | FAQs
© 2016 Zulzol Distro - Powered by Blogger
Kabupaten Bandung - Jawa Barat