Tunggu ...

Filosofi Pangsi Sunda

FILOSOFI PANGSI SUNDA MENURUT ABAH PANGSI

Meskipun belum ada bukti dokumen tentang filosofi pangsi Sunda, namun secara turun-temurun dari mulut-ke mulut para karuhun dan sesepuh di Tatar Sunda menjelaskan bahwa dalam setiap bentuk dan jahitan pangsi mengandung makna filosofi yang dapat menjadi pedoman pemakainya agar selalu 'ngaji diri (instrospeksi). 

Sebagai bukti, ada keterkaitan dan kesaamaan ketika kita bertanya kepada para sesepuh pemerhati seni dan budaya Sunda di tempat yang berbeda. Kalaupun ada perbedaan, itu hanya sedikit dan pada dasarnya sama. Makna filosofi pangsi dijelaskan berdasarkan warna dan cacagan (pola jahitan).

Penjelasan singkat mengenai filosofi pangsi Sunda di bawah adalah hasil wawancara langsung dengan seniman asal Batukarut Banjaran Kabupaten Bandung Kang Ujang Tjurahman atau biasa dipanggil Abah Pangsi dan Kang Wayang kalau dalam seni musik Sunda.

Beliau sendiri merupakan produsen pangsi T3C yang dirintis sejak tahun 2007. Penamaan merek ini berdasarkan gabungan inisial dari nama-nama anggota keluarga yakni Titin (istri), Taufik (anak laki-laki sulung), Tiara (anak perempuan) dan C (Curahman) disingkat TTTC atau T3C.

Untuk mempermudah pemahaman filosofi pangsi Sunda, ada baiknya sahabat memperhatikan gambar cacagan pangsi di bawah.

Filosofi Pangsi Sunda
Filosofi Pangsi Sunda Berasarkan Cacagan

Menurut Kang Tjurahman, "Pangsi adalah kependekan dari PANGeusi Numpang ka SIsi" yakni pakaian yang menutupi badan dengan cara ditumpangkan seperti memakai sarung. Berdasarkan pola jahitahitan dan sambungan, pangsi dibagi menjadi empat susunan yaitu "Nangtung (4), Tangtung (3), Samping (2) dan Beungkeut (1).

  1. BEUNGKEUT:
    Letaknya di bagian lengan dekat sikut yang mengandung makna "Ulah suka-siku ka batur, kudu nyaah ka sasama, silih asah, silih asih, silih asuh ka dituna silih wangi". Dalam bahasa Indonesia artinya "Jangan berbuat dzalim kepada orang lain, harus kasih sayang terhadam sesama, saling mengingatkan, saling mengasihi, saling menjaga yang pada akhirnya saling memberi wangi". Silih Wangi asal nama kerajaan tatar Sunda Siliwangi.

  2. SAMPING:
    Letaknya di antara paha dan pinggang yang mengandung makna "Depe-depe handap asor, ulah sombong, takabur jeung adigung". Dalam bahasa Indonesia artinya "Rendah hati, jangan sombong, takabur, dan angkuh".

  3. TANGTUNG:
    Letaknya di kaki bagian luar yang mengandung makna "Tangtungan Ki Sunda nyuwu kana SUJA jeung BEUNGKEUT, panceg dina galur bener jeung taat kana aturan". Dalam bahasa Indonesia artinya "Pendirian orang Sunda harus selaras dengan makna SUJA (4) dan BEUNGKEUT (1), Kuat dalam pendirian (amanah) dan selalu taat aturan".

  4. NANGTUNG / SUJA:
    Letaknya di kaki bagian dalam dengan posisi sambungan menyilang yang mengandung makna "Nangtung jejeg ajeg dina galur, teu unggut kalinduan teu gedag kaanginan". Dalam bahasa Indonesia artinya "Berdiri tegak dalam kebenaran, tetap kuat dan kokoh meski banyak tantangan".

Berdasarkan posisi dan fungsi pemakaian, pangsi dibagi dua bagiam yaitu Salontreng (A) bagian atas (baju) dan Pangsi (B) bagian bawah (celana). Silakan perhatikan gambar di atas ! Hal ini berbeda ketika mendengar orang awam menyebut istilah pangsi untuk keduanya padahal pangsi itu sendiri adalah bagian bawah (celana). Namun demikian kita tidak bisa menyalahkan karena mereka belum mengetahui istilah tersebut.

Pada salontreng (A) dibuat tanpa kerah dan terdiri dari 5 atau 6 buah kancing. Jumlah ini erat kaitannya dengan Agama Islam yang menunjukkan rukun Islam dan rukun iman karena di masa itu Sunda dan Islam tidak bisa dipisahkan.

Cacagan atau pola jahitan pada pangsi selain mengandung makna filosofi juga bertujuan sebagai penguat pakaian karena dahulu dipakai sebagai baju beladiri silat atau bekerja di ladang dan sawah yang membutuhkan pakaian yang kuat dan tidak mudah robek.

Jahitan beungkeut terletak mendekati sikut (bukan pada ketiak), ini berguna untuk memperkuat bagian tangan agar tidak mudah sobeh saat memukul atau saat bekerja keras di sawah dan ladang. Adapun jahitan suja yang disilangkan di bagian kaki sebelah dalam berfungsi sebagi penguat celana saat melangkah dan menendang.

Kategori:
 

About Us | Disclaimer | TOS and Privacy | Info | FAQs
© 2016 Zulzol Distro - Powered by Blogger
Kabupaten Bandung - Jawa Barat